(Indowarta) Jakarta : Ketua Presidium Pergerakan Mahasiswa Katolik Indonesia (PMKRI), Parlindungan Simarmata menegaskan organisasi mahasiswa yang dipimpinnya tidak terlibat dengan agenda study banding ke China yang diadakan pemerintah. “PMKRI tak diundang dan menegaskan tidak terlibat,” tuturnya kepada Indowarta kemarin.
Dikatakannya, cara-cara pemerintah melemahkan gerakan dengan metode tersebut wajar terjadi. Sebab pemerintah terlihat ketakutan dengan momentum kenaikan. BBM yang dipastikan banyak perlawanan dari mahasiswa.”Kami menolak pola-pola pemerintah yang mencoba melakukan pelemahan gerakan yang sedang dibangun oleh teman-teman mahasiswa, pola ini bisa memecah belah mahasiswa,” katanya.
Sekretaris Bidang Aksi Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Yoyarib Mau, menegaskan hal sama. Organisasinya tidak akan ikut jika diundang program tersebut.
Ditegaskannya, jika GMKI ditanyai untuk ikut dalam rombongan ini maka Kemungkinan GMKI memilih untuk tidak ikut karena jika GMKI ikut maka GMKI berkompromi dengan pemerintah dan mengkhianati rakyat.
“Karena jika mahasiswa dan OKP telah dikooptasi oleh pemerintah siapa lagi yang diharapkan rakyat untuk membela kepentingan rakyat,” tegasnya.
Menurutnya, model ini menjadi kebiasaan pemerintah saat akan menaikan harga BBM. Misalnya pada periode sebelumnya saat Kepemimpinan SBY-JK, saat kenaikan BBM hendak diumumkan pemerintah melakukan hal serupa.Diceritakannya, hampir semua lembaga BEM dan lembaga extrakampus atau organisasi pergerakan diundang untuk bersama-sama JK menuju ke Afrika Selatan.
“Model ini pula yang kembali dilakukan untuk meredam keinginan mahasiswa untuk melakukan penekanan dan perlawanan di tengah isu menaikan BBM 1 April mendatang,” ungkpanya.
Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Addin Jauharuddin mengatakan sudah mendengar kabar tersebut. “Katanya sih begitu, saya baru dengar selentingan. Kita gak tahu lebih jelasnya dan kita gak diundang,” katanya.
Ditegaskannya di tengah situasi memanas karena BBM, pemerintah berupaya menggembosi gerakan mahasiswa. PMII menegaskan tak akan ikut jika diundang dalam program tersebut.”Saya kira ditengah situasi gerakan memanas, itu bagian dari penggembosan. Kita juga tak akan ikut meskipun diundang,” katanya.
Addin menghimbau, gerakan mahasiswa tak tergiur dengan iming-iming pemerintah. Sekarang mahasiswa saatnya melakukan perlawanan terhadap kebijakan pemerintah yang tak pro rakyat, khususnya kenaikan BBM.
Ketua Presidium Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI), Twedy Noviadi mengaku sampai sekarang pihaknya belum menerima undangan keberangkatan tersebut.”Kita cuma denger dari kawan-kawan aktivis lain,” katanya.
Dikatakannya bila keberangkatan tersebut untuk meredam protes aktivis mahasiswa yang menolak kenaikan harga BBM, maka menurutnya tidak tepat. GMNI menolak jika diajak dalam program tersebut.”Gejolak protes yang sekarang terjadi merupakan suara kegelisahan rakyat yang menjadi korban kebijakan pemerintah. Kehidupan ekonomi rakyat akan semakin sulit akibat efek kenaikan harga BBM. Plesiran ke China tersebut tak akan mampu meredam gejolak protes kenaikan harga BBM,” terangnya.
Politisi Demokrat, Ramadhan Pohan, mengatakan, oposan selalu kurang kerjaan. Sesuatu yang bagus, semisal study banding, mestinya didukung. “Toh, positif kan? Soal gembos, oposan jangan suudzon dong. Jangan merendahkan integritas teman-teman mahasiswa. Mahasiswa kita tak serendah itu. Hanya mereka yang kurang integritaslah biasanya meragukan integritas orang lain,” terangnya. (Imam)